Rabu, 01 Juli 2015

Keluarga Cinta

Allahu Akbar... Allahu Akbar..
Adzan dzuhur berkumandang.. saat aku membaca chat dari fasilitas medsos gmail bernama hangout dari suamiku..

Sibuk ya? :(

Terdiam aku membaca pesannya tersebut,
Jiwaku masih terpengaruh dengan sikapnya tadi pagi, dengan kejadian tadi malam, yang diawali kejadian hari kemarin. Saat aku pulang bekerja, aku tak langsung pulang ke rumah mertuaku, adzan maghrib telah berkumandang saat aku melewati daerah metropolis di daerahku, sebut saja, Cimacan. Perjalanan menuju rumah mertuaku masih menghabiskan waktu sekitar 15 sd 20 menit. Batinku terus berkecamuk, "Pulang langsung ke Maleber atau ke Gadog?" berkali - kali pertanyaan dua nama kampung itu terus berputar di kepalaku sembari aku mengendarai motor Honda Revo - 110 berwarna biru, fasilitas inventaris yang di berikan perusahaan tempat aku bekerja. 
Tiba-tiba, perutku menggerutu, Oh tidaaaak.. Perutku terasa begitu lapar. Bagaimana tidak, saat itu adalah hari ke - 13 di Bulan Ramadhan 1436 H. Ku naikkan kecepatan revo biru itu, namun jarum jamnya entah menunjukkan angka berapa, jarum jam merah di speedometer tak mau menggerakan diri karena kabel pendeteksi kecepatannya putus. Aku berfikir lebih keras, aku timbang - timbang baik buruknya bila aku pulang ke Gadog (ruamh kedua orang tuaku) langsung dengan aku pulang ke Maleber (Rumah mertuaku dimana tempat aku tinggal sekarang). 
Aku berfikir, pertama suamiku akan sampai di rumah sekitar pukul 18.40, karena pesan yang ia sampaikan tadi melalui telepon selularku adalah ia lembur 2 jam, kemungkinan buka puasa di perjalanan. Kedua, aku pun membawa uang penarikan nasabahku, yang rumahnya tak jauh dari rumah Orang tuaku, aku ingat bahwa janjiku menyampaikan hari Selasa. maklum aku adalah pegawai BMT, yang sering jam kerjaku melewati batas kerja biasanya, karena urusan pekerjaan yang belum usai (yang karena ini pula sering terjadi kesalahfahaman antara aku dan suamiku), Ketiga adalah baju cucian yang telah aku pak saat hari senin, sekalian akan ku ambil beserta tasbih digital, charger, dan shampoo milik suamiku dan alasan pendukung ke empat adalah perutku keroncongan, menahan lapar dan dahaga sejak fajar menyingsing.

Bulatlah sudah keputusanku untuk segera membelokkan arah ke rumah orang tuaku.

***
"Assalaamu'alaikum..." ucapku membuka pintu rumah.
Terkaget kedua orangtuaku melihat kedatanganku yang tanpa kabar sebelumnya. Sepasang suami istri yang tengah menikmati hidangan berbuka. ya hanya sepasang artinya tak ada pengganggu lagi. Layaknya Romeo dan Juliet hhe... Kedua anak mereka telah menikah dan si bungsu sampai waktu berbuka tiba masih entah dimana mainnya.

Kulihat telpon genggamku, ada beberapa pesan masuk.
dari Mama mertuaku, Papa mertua dan Suamiku.
Lengkap!

Sebelum aku pulang telah ku kirim pesan pada Mamah & Papa :

Assalaamu'alaikum mamah + papap..
maaf teteh ngerjain laporan akhir bulannya belum selesai jadi kayaknya kesorean .. pulang lewat maghrib..
Aa lembur sampai jam 5

Kemudian Mamah mertuaku menjawab, dengan perhatiannya :
Iya, bukanya dimana teteh?

Papa mertuaku menjawab dengan kasih sayangnya
Waalkm salam. Ya. Mamah bikin bala2 + pesmol

Dan terakhir ku baca sms dari suamiku,
Dimana?


firasatku mengatakan suamiku telah sampai lebih dulu di rumah dan itu adalah salah satu hal yang ia benci dari habit ku.

Sekali lagi aku dilema. Aku takut pulang ke rumah. Aku takut suamiku akan marah, meskipun aku tahu betul marahnya adalah diam. Segera ku bereskan segala urusanku di Gadog dan akupun berkemas pulang.

Ku kejar waktu tarawih, nyatanya adzan sudah berkumandang di tengah perjalanan. Menandakan aku tak akan bisa ikut shalat terawih berjamaah. Padahal sunah shalat tarawih adalah berjamaah.

Sampailah aku di halaman rumah nenek dari suamiku, halaman yang di tanami bunga berwarna jingga itu sungguh cantik bila di lihat pagi hari. Segera ku matikan mesin motrku dan ku tekan  kedua kakiku mendorong motor inventaris tersebut.
Benar saja jamaah ibu-ibu yang ada di dalam rumah Emah, begitu kami memanggil nenenk dari sumaiku. Telah berjajar rapih seraya mengucap Aamiin. Aku tertinggal shalat tarawih berjamah, dan mugilah aku malam itu.

Ku parkirkan motor di halaman rumah emah dan ku bergegas menaiki anak tangga menuju rumah mertuaku. Nampak jelas rumah berwarna merah dengan tembok samping di cat hijau itu menyala, di sorot lampu putih yang menempel di atap teras rumah. Rupanya rumah tak di kunci dan ku dapati suamiku tengah duduk dengan kepala menunduk di atas sajadah menghadap kiblat.

Ku sodorkan tanganku menyalaminya, bergegas ku cuci kakiku, ku kenakan mukena putih, seserahan dari suamiku 24 Mei 2015 silam, ku gelarkan sajadah dan berdiri di belakngnya dan kamipun shalat isya berjamaah. Di tengah shalat, ku rasakan kakiku gemetar mungkin karena tumpukkan pekerjaan di kantor yang bertepatan dengan akhir Bulan, dan rekan kerjaku yang tidak masuk selama 7 hari membuat pekerjaanku bertambah, namun di tengah shalat aku berfikir, Ya Allah, jarak tempat kerja suamiku lebih jauh dari jarak anatara rumah dengan tempat ku bekerja, pasti ia rasakan lelah, namun seringkali sesampainya di rumah tak ada aku, istrinya yang seharusnya melayaninya.



Selesai shalat sunah rawatib, raut wajahnya belum berubah, belum ada sunggingan di samping kanan maupun kiri bibir pemuda tampan berusia 23 tahun itu. Masih nampak kekesalan pada istrinya yang hanya terpaut usia 16 bulan ini.

Bila sudah begini aku tak bisa berkata apapun. Diamnya adalah teguran untukku. Kata maaf sudah menjadi langgananku. Tapi sering aku ulangi - ulangi kebiasaanku. Ku katakan kebiasaan karena aku tak mau mengatakan ini kesalahan. Bila sudah begini ego ku muncul. Argumenku meluap dalam hati. Suamiku tahu kesibukanku saat kami masih dalam tahap perkenalan. Aku sering pulang maghrib demi menyelesaikan pekerjaanku di kantor. Belum lagi kegiatan madrasah, lanjutan kesibukan waktu malam, dan kegiatan belajar mengajar di waktu libur bekerja.
"Harusnya ia bisa mengerti aku! Pekerjaanku mengharuskanku menyelesaikan pekerjaanku di hari yang sama! Belum lagi mengenai piutang bermasalah, dan lain sebagainya!" Berbagai alasan memenangkan egoku! Namun, luluh lagi egoku mengingat nasihat guruku, " Suamimu adalah orang yang haruis kau patuhi perintahnya!"
Kalau sudah begini, jadilah aku orang yang dilematis. Satu sisi pekerjaan satu sisi suami. Namun, terkadang dalam hati kecilku, ingin sekali ia memahami aku lebih ekstra, menghargai karier ku, disambut dengan senyuman saat aku pulang kantor over time, dan lain sebagainya. Menjadi Isteri yang juga bekerja di luar rumah butuh pengertian yang luar biasa dari suami, mulai dari kepercayaan, hingga hal kompleks seperti jam pulang, klien dan lain sebagainya.
Kepercayaan & pengertiaan harus sama-sama dimiliki oleh kedua belah pihak aku kira.

***

Namun, aku harus lebih jauh bersyukur, suamiku adalah orang yang penyabar. Ia tak pernah melontarkan bahasa tajam dalam menegurku, bahkan ia adalah penghibur di saat aku lelah dengan segala guyonan yang ia buat, Ia juga tipikal suami yang romantis, ia sering membuat kejutan, meskipun dari hal - hal yang kecil, membentuk, bantal guling dan selimut di atas kasur menjadi ucapan I Love U adalah hal kecil yang membuat hatiku bahagia saat melihatnya. Aku yang cenderung kaku dan eksak begitu bahagia Allah sandingkan dengan seorang Imam yang humoris, taktis dan romantis. Proses perkenalan samapai menikah yang hanya berlangsung 5 bulan itu, kini menjadi benih - benih cinta yang bersemai di atas tanah yang bernama keluarga.

Daaaan, jauh dari segala masalah apapun yang menerpa kehidupan rumahtangga kami yang saat ini masih berusia jagung, semoga Allah senantiasa membimbing kami dalam kesyukuran, dalam kesabaran, dalam ketaatan dan Allah berkahkan keluarga kami serta menjadikan keluarga kami keluarga yang sakinah mawaddah warahmah dan da'iah.

"Sebaik - baik do'a adalah
Alhamdulillaahirabbik'alamiiin.." - Al- Hadits


Kamis, 22 Januari 2015

SEMANGAT

Bismillahirrahmaanirraahiim
Allaahumma Sholli 'Alaa Sayyidinaa Wa Maulaanaa Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa sallim..

Nyatanya, tak semudah yang dibayangkan, dan tak sesederhana yang difikirkan, tak semulus yang di rancangkan.
Bukankah aku sendiri yang sering menyampaikan bahwa HIDUP ADALAH RANGKAIAN PROSES BELAJAR YANG TAK PERNAH BERHENTI! Tapi kini berulang aku merasa kesulitan (lebih tepat mungkin, dari pada aku katakan aku tak mampu) Hehehe.. soalnya di komentari sama Murabbi. Hehehehe

Mampu atau tidaknya kita, itu bukan kita yang tahu, tapi orang lain yang menilai, karena pada hakikatnya Allah yang mengangkat kita....


Tiba tiba nih aku denger Streaming MQ Fm,

Takut.. takut.. takuut..????
Ini solusinya..
1. Raih Cinta Ilahi
2. Takwa
Bersegeralah pada ampunan Allah...
3. Sedekah
Diwaktu lapang maupun sempit


Udah dulu deh, gak jadi curhatnya..
YAKIN YAKIN YAKIN.. Innama'al Usri Yusra fainna ma'al usri yusraa...
Aamiin :)

Semangat Rika .. Semangat Karena Allah InsyaAllah ...
Katanya, SEMANGAT itu berbanding lurus dengan keminanan kita.. Yazidu wa yankus.. 

Walhamdulillaahirabbil 'aalamiin..

Sabtu, 15 November 2014

sepatu aja butuh pasangan :D

Assalaamu'alaikum Wr. Wb.

Terimakasih ikhwafillah yang telah menyempatkan diri membaca kisah saya hari ini.
Penasaran? Yuk lanjut baca...

Bismillah, biidznilllah..
Tadi siang, aku terjebak dzuhur di daerah Balakang - Cipanas, sedangkan waktu telah menunjukan pukul 13.35.
Bergegas aku datangi sebuah mesjid di daerah tsb, sebut saja Mesjid Al-Balagh. Sebuah mesjid yang terletak di pinggir jalan kampung tsb. Tak berfikir panjang, aku langsung berwudhu dan  melaksanakan sholat dzuhur di mesjid tsb. Aku tinggalkan 2 buah sepatuku (kiri dan kanan alias sepasang sepatu-hhee...) di halaman mesjid tsb. 15 menit berlalu aku beranjak menghampiri sepatuku yang tadi aku tinggalkan.
Sedikit kuperhatikan dari jarak sekitar 5 meter, aku dapati sepatuku hanya sebelah. Ku teliti sambil ku dekati sepatuku hanya sebelah kiri saja, ku perhatikan sekeliling halaman mesjid yang hanya berukuran +_ 15 meter2 itu. Sepatu sebelah kananku. Tak ada! Innaalillaahiii... aku cari keluar mesjid, bahkan ku intip bagian bawah beberapa mobil yang terparkir di depan mesjid, Tak ada! Masih tak ada, aku kelilingi mesjid tersebut dengan hanya beralaskan sepatu kiri dan kaos kaki telanjang tanpa sepatu di kaki kanan. Tak ada!
Ku cari-cari dengan bantuan seorang supir yang rela meluangkan waktunya mencari sepatuku yang hilang sebelah itu *hhhe...

10 menit kurang lebih berlalu, aku putuskan untuk segera meneyelamatkan rasa malu dengan membeli sepasang (ingat hanya sepasang-hhe) sandal jepit. dengan merk sendal jepit yang sudah sangat terkenal di kalangan kaumku (baca: swallow) hhe

Sadar akan kondisi pembeli sandal (baca : aku) adalah orang yang tengah kehilangan sepatu kanan nya, segera pedagang di warung tersebut memanggil tetangganya untuk membantu mencarikan sepatuku.  Subhaanallaaah, kepeduliannya saja dsudah sangat membuatku senang dan bersyukur alhamdulillah, peduli dengan kebingunganku "mencari sepatu" hhhe,,,

20 menit sudah berlalu aku disana, ku putuskan untuk segera pergi meninggalkan tempat bersejarah tersebut. hhe... Ku tinggalkan no. HP kepada seorang penjaga toko gorden di sebelah  mesjid tsb. Dimana mungkin saja ada orang yang menemukan sepatu sebelah kananku itu, dan berharap ia bisa menjadi jalan di pertemukannya kembali sepatu sebelah kiri dan sepatu sebelah kananku itu. Hehehe...

Bukan sesal yang aku dapati, namun aku tersenyum-senyum sendiri. Aneh! hanya 1 yang diambil, atau mungkin di umpetin (yaah suudzhon deh) Astaghfirullaaah..

Kemudian aku berfikir... pasti ada hikmah dibalik kejadian ini:

Beberapa ibroh yang aku dapati:
1. Teguran dari Allah atas kelalaian aku melaksanakan sholat
2. Allah sayang kepadaku karena tidak mengambil dua-duanya.
3. Jelaslah sudah, sepasang sendal jepit yang hanya 10 ribu lebih berharga dari pada 1 buah sepatu berharga ratusan ribu. Demikianpun manusia, akan lebih bernilai jika berpasangan.
Maka, ingatlah aku pada beberapa ayat Al-Qur'an berikut :

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍۢ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًۭا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌۭ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” [QS. Al Hujuraat (49):13]

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍۢ وَٰحِدَةٍۢ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًۭا كَثِيرًۭا وَنِسَآءًۭ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًۭا

“Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali.” [QS. An Nisaa (4):1].

 وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًۭا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَٰجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةًۭ وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ ۚ أَفَبِٱلْبَٰطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ ٱللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ

‘Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik.” [QS. An Nahl (16):72].

وَٱلْمُؤْمِنُونَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍۢ ۚ يَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ ٱللَّهُ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌۭ

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” [QS. At Taubah (9):71].

Subhaanallaaah...

Senin, 22 September 2014

Renungan pribadi

Saat aku menulis ini, sekarang ini aku berada dalam lingkarang demotivasi!
Aku tak berharap ada yang sengaja membuka blog ku kemudian sengaja membaca tulisanku ini. Karena hal ini sangat memalukan. Namun bagaimanapun aku ingin menceritakannya, dan aku tidak tahu siapa yang paling tepat sebagai tempatku bercerita dikalangan hamba-Nya. Ok mulai...

Bismillaahirrahmaanirraahiiim...
Tepat aku mulai menulis ini hari Senin, 22 September 2014, pukul 23.55 WIB. (sebentar lagi juga hari Selasa, hhhe)

Hari ini, usiaku 20 tahun lebih 8 bulan 20 hari.
Aku menjalani rutinitasku di usiaku yang ke 20 tahun dengan beberapa kegiatan yang cukup menyibukanku, dengan tingkat beban yang cukup, sedangkan aku sadar, aku dangkal pengetahuan dan pengalaman.

Hari ini aku adalah remaja usia 20 tahun yang menjabat sebagai Manajer di salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah, BMT di Kabupaten Cianjur. Aku adalah Manajer cabang termuda dari 4 Kantor Cabang. Kesemua rekan Manajer (Ka. Cab.) berstatus menikah, sedangkan aku adalah satu-satunya Kacab yang belum menikah.
Menjadi Kepala Cabang tentu salah satu impianku, dalam berkarier,namun aku pun tak menyangka bila amanah ini aku pikul di usiaku yang relatif sangat muda. Dengan latar belakang pendidikan aku IPA!

Sadar aku tak berilmu, aku memutuskan untuk melanjutkan studiku. Aku berbelok arah dari yang tadinya ingin mengambil jurusan pendidikan, aku pilih Manajemen FEKON UT, karena aku rasa memang menunjang karierku. Jadi, sekarang aku adalh mahasiswi Manajemen FEKON UT Semester 1. *Registrasi Juni 2014 kemarin.

----
Sadar ilmu agamaku kurang, tak pernah sedikitpun telintas dari benakku meninggalkan madrasahku tercinta Muslihul Ummah. Ditengah-tengah kesibukanku, aku tetap mengaji. Bagiku mengaji itu bukan kewajiban, tapi kebutuhan.
------------------------------

Aku kisahkan bahwa akhir-akhir ini aku sering merasa galau, aku takut, aku khawatir, aku malu, aku tidak PD, AKU DEMOTIVASI!

Ya ALLAAAAAAAAAH, ku sebut nama-Mu ... aku tak ingin menyerah, aku yakin aku mampu, aku yakin aku bisa, tapi mengapa beban ini terasa begitu menyiksa, beban ini aku rasa begitu beraaaaaaat. Ya Rahmaaaan, kasihi aku, pandang aku, Hasbunallaah wani'mal wakiil ni'mal maula wa ni'mannashiiiir.

Aku tahu lidahku jarang mengucap nama-Mu, aku tahu, aku terlalu sibuk dengan duniaku, aku sadar aku sering melupakan-Mu, tapi tolong aku Rabb ku,, jangan Kau palingkan wajah-Mu dari hidupku.... :(

---------------------------------------

Apa yang menjadi sumber kegalauanku sebenarnya :
1. Aku memimpin sebuah perusahaan yang sangat muda, Kantor Cabang yang aku pimpin sekarang adalah Kantor Cabang yang berusia 2 tahun. Anda tahu, bagaimana saat aku menerima tugas sebagai manajer disini?
Kantor yang aku pimpin sekarang adalah kantor yang memiliki banyak kekurangan (Maaf bila aku terlalu fulgar).. a. Manajemen yang acak-acakan
b. Tingkat kesehatan yang kurang baik
c. Sistem Penggajian yang kurang menarik
dan tugasku adalah memperbaiki kesemua itu.
Sepertinya aku harus jawab sendiri kegalauanku.
a. Manajemen yang acak-acakan harus aku rapihkan dengan ; Membuat Perencanaan, Program Kerja, Bussiness Plan, dll.
b. Kesehatan BMT sekarang harus diperiksa dan sama-sama diperbaiki dengan Kantor Pusat, karena masalah ini beraitan erat dengan  kejadian masa lalu.
c. Aku harus bisa menghitung dan membuat cash flow agar aku mampu meningkatkan semangat bawahanku.
Dan yang  tak kalah membuatku berkecamuk adalah, sikap salah satu bawahanku yang membuat aku terkadang jengkel! Dia menyepelekan aku. Usiaku paling muda, namun posisiku paling atas. Sudahlaah, aku harus banyak istighfar, mungkin ia adalah pengingat untukku agar aku terhindar dari kesombongan. Aamiin hhe....

Masih banyak yang ingin aku tulis, tapi aku rasa aku mulai ngantuk.

Oiya.. bsok insyaAllah aku lanjut lagi nulisnya.

Satu lagi..
Harusnya aku yakin, bahwa ini adalah ujian nyata dari posisi ku sekarang. Aku telah dilatihkan di berbagai kesempatan di luar kota, Stuban ke Bandung, Bogor, Pelatihan di DINKOP Jabar, Pertemuan di berbagai hotel di Cianjur maupun Bandung dan yang paling berharga adalah aku dilatihkan dan di ujikan dalam Uji Kompetensi Manajer 21 April 2014, dan aku dinyatakan KOMPETEN. Berarti aku harus bisa memperbaiki keadaan kantorku ya??


Duuuh aku cerita terlalu jauh.. gak nyambung lagi ya....
 -----------------------------------

Aku rindu dunia pendidikan, saat aku privat.. aku mengajar anak2 mengaji,, dll :(


Rabb,, Engkau Maha Tahu apa yang aku rasa, Bimbing hatiku ya rABB, DAN GERKAN HATI KU AGAR DAPAT MENCINTAI ORANG-ORANG disekitarku. Begitupun mereka mencintaiku :*

^Tulisannya gaje ya... aku dah ngantuk soalnya hhhe...



Alhamdulilllaahirabbil'alamiiin

Jumat, 07 Maret 2014

Be a Young Manager :) Hadiah di usia 20 tahun :) Alhamdulillaah

Udah pengen cerita banyak nih.. tapi.. aku jarang ada waktu buat nulis..
okke.. My Blog.. Syukur aku panjatkan kehadirat Allah yang mampu meninggikan derajat siapa saja yang Allah kehendaki, dan menghinakan siapa yang Allah kehendaki.

Diawal tahun 2014 ini, LUAR BIASA! Alhamdulillaaaah.. Allah benar2 mengujiku dengan berbagai keni'matan. Januari, yang menjadi bulan lahirku. Dimana usiaku genap 20 tahun Allah hadiahkan berbagai ujian ... diantaranya; di Rapat Pengawas, Pengurus, dan Pengelola BMT Investama Mitra Cipanas, Sabtu, 25 Januari 2014, aku resmi diangkat menjadi Manager Cabang Mitra IM Cipanas, Tahukah kamu? Usiaku di antara semua rekanku adalah termuda. Rekan2ku ada yang telah memiliki anak 2, berkeluarga, dll.
Innaalillaahiii... Semoga Allah membimbingku dan memberikan kemampuan kepadaku untuk membuat BMT IM lebih maju dan mensejahterakan umat.

Kemudian, aku bersyukur dengan paras yang telah Allah berikan, serta dari keluarga seperti apa aku ini. Aku bersyukur. Aku tak merasa Istimewa, namun Allah kembali mengujiku,, Tak kurang dari 3 orang ikhwan mengajakku ke enjang yang lebih serius. Are u Serious?? hhhe*
Sepertinya aku belum siap. Hingga aku putuskan "maaf" :)

Aku ceritakan semua (yg diatas) kepada guru mengajiku (setelah sebelumnya aku ceritakan kepada Ibuku *Mmmmuach).. pesan beliau adalah
1. Syukur
2. Tetap Rendah hati
3. Yakini kesemua itu adalah keberkahan dari kita mengaji dan mengajar di Madrasah
4. Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin, (boleh aku tambahkan ya?? Semakin dalam menyelam semakin keras tekanan. *Hhhiii)


Aku tuliskan di Blog aku yang sederhana ini sebagai tanda syukurku (Tahadus Binni'mah-menceritakan keni'matan)

Okke.. tunggu ceritaku selanjutnya ya.. :) Semoga selalu semakin menarik untuk di baca..

Okke untuk teman2 Blogku,,,
yang ingin bercerita dan sama2 belajar, silahkan kontak aku @087728344277  bbm @768300D7